Selasa, 29 Januari 2013

TAK INGIN SUARA DIMANIPULASI SURAT SUARA SISA DIBAKAR


TIMIKA – Tak ingin hasil pemungutan suara di TPS 100 dimanipulasi, warga RT 3, Kelurahan Kwamki Baru, Distrik Mimika Baru sepakat untuk membakar surat suara sisa yang tidak terpakai dalam pemungutan suara siang tadi (29/1/2013). Meski sempat terjadi perdebatan antara sejumlah warga dengan Edi Timang ketua RT 3,  namun akhirnya semua menyepakati untuk membakar surat suara sisa yang disaksikan semua warga.

Sejak pagi warga Kelurahan Kwamki Baru sudah berkumpul di rumah ketua RT 3 dan RT 4 untuk mengikuti pemungutan suara dalam pemilihan gubernur, di Kelurahan Kwamki Baru Distrik Mimika Baru, Kota Timika. Meski tak semua warga terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) di TPS tersebut, namun mereka tetap setia mengikuti jalannya pemungutan suara untuk mengetahui perolehan suara dari masing-masing kandidat.

Menurut Damaris, ketua TPS 100 bahwa banyak warga yang tidak menggunakan hak suara karena nama mereka tidak tercantum dalam DPT. Kebanyakan yang tidak memilih adalah adalah warga yang berasal dari RT lain di Kelurahan Kwamki Baru namun terdaftar dalam DPT TPS 100.

Pelaksanaan pemungutan suara di TPS 100 baru dilaksanakan pada pukul 11.00 WIT, setelah kotak suara diantar pihak PPD Mimika Baru. Hasil perhitungan suara di TPS 100 pada sore tadi yakni pasangan nomor urut 1, Noakh Nawipa-Johanes Woff mendapat 14 suara, pasangan nomor urut 2, M.R. Kambu-Blasius Adolf Pakage mendapat 28 suara, pasangan nomor urut 3, Lukas Enembe-Klemen Tinal mendapat 31 suara, pasangan nomor urut 4, Wellington Wenda-Weynand Watori mendapat 7 suara, pasangan nomor urut 5, Alex Hesegem-Marthen Kayoi mendapat 4 suara dan pasangan nomor urut 6, Habel Melkias Suwae-Yop Kogoya mendapat 20 suara.

Dari total 330 surat suara di TPS 100, sebanyak 138 surat suara yang terpakai dengan 104 suara sah sementara 34 suara dinyatakan tidak sah dan 192 surat suara tidak terpakai.

Usai perhitungan suara, sejumlah tokoh masyarakat langsung meminta agar kertas suara sisa dibakar karena mereka khawatir suara dari TPS 100 akan dimanipulasi di tingkat PPD ataupun KPUD. Menurut Pendeta Izak Onawame, surat suara harus dibakar karena pengalaman pada pemilihan umum sebelumnya, suara dari TPS mereka selalu dimanipulasi.

“Surat suara sisa itu nanti ditusuk untuk memenangkan pasangan tertentu oleh orang yang sudah dibayar, jadi harus dihancurkan. Ini baru murni supaya tidak ada lagi manipulasi,” Jelas Izak Onawame.

Izak berharap agar cara demikian juga dilakukan di TPS lain, agar tidak ada lagi manipulasi suara, sehingga pimpinan yang terpilih merupakan aspirasi murni masyarakat. (ong)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar