TIMIKA – Operasi Tim SAR Gabungan pencarian awak KM Bintuni 21
yang karam pada hari Kamis (17/1/2013) lalu, resmi dihentikan sore tadi. Menurut Karel Rony
Ileng, penghentian operasi Tim SAR Gabungan ini sesuai dengan aturan yang
berlaku dan kesepakatan dari semua pihak yang terlibat dalam operasi SAR.
Hingga
hari ke-7, operasi pencarian awak KM Bintuni 21 masih 4 awak yang belum
ditemukan. 2 Tim SAR Gabungan dari TNI AL dan Basarnas Timika dengan
menggunakan 2 perahu karet siang hingga sore tadi melakukan penyisiran di
Perairan Pasir Hitam namun tidak membuahkan hasil.
Keputusan
penghentian operasi tim SAR gabungan, setelah terlebih dahulu diadakan
pertemuan semua pihak yang terlibat dalam operasi pencarian yang dilakukan di
Posko SAR gabungan di Portsite, Pelabuhan Amamapare sore tadi (23/1/2013).
“Selama
sepekan operasi pencarian awak KM Bintuni 21, kami sudah melakukan usaha
maksimal. Areal pencarian yang terplot dalam peta sudah kami sisir. sehingga
jika operasi ini dilanjutkan sudah tidak efektif dan efisien,” jelas Karel.
Lebih
lanjut Karel menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan untuk kembali
dilakukan operasi pencarian jika ada tanda-tanda korban, ataupun permintaan
dari pihak keluarga atau pihak perusahaan yang bersangkutan.
Operasi
Tim SAR gabungan sudah dilakukan sejak KM Bintuni 21 karam di Muara Poumako Perairan
Mimika, Kamis lalu. Operasi pencarian ini melibatkan Basarnas Timika, TNI AL Lanal
Timika, KPLP Mimika, Emergency Response Group PT. Freeport Indonesia, Departemen
Kelautan dan Perikanan (DKP) Mimika serta sejumlah kapal ikan dari PT Avona Mina
Lestari.
Dalam
operasi ini sebanyak 11 awak dari total 15 awak kapal berhasil ditemukan
selamat, sementara 4 lainnya belum ditemukan. 4 awak KM Bintuni 21 yang belum
ditemukan yakni George M. Uliselan (masinis), Andrianus Nomai (kelasi), Heri Santoso
(kelasi), dan Makmuri (koki). (ong)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar