TIMIKA – Seluruh
masalah kesehatan di Tanah Papua, tidak bisa diselesaikan oleh tenaga kesehatan
atau jajaran kesehatan saja. Diperlukan perubahan perilaku dari warga dan peran
Pemerintah Daerah untuk menggerakkan masyarakat untuk berperilaku sehat dan
sadar akan kesehatan lingkungan.
Hal ini diungkapkan
Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, SPA, MPH
kepada para wartawan saat mengunjungi Puskesmas Kota Timika dan Public Health Malaria Control (PHMC) di
Kwamki Baru, pagi tadi (5/1/2013).
Dalam kunjungannya Nafsiah Mboi sempat
berbincang dengan sejumlah pasien dan petugas medis di Puskesmas Kota Timika
serta petugas Public Health Malaria
Control (PHMC).
Menanggapi masih tingginya penyebaran
HIV/AIDS di Papua, Nafsiah menekankan perlunya perubahan perilaku dari warga.
Ia mencontohkan meningkatnya kesadaran warga mengikuti Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Public
Health Malaria Control (PHMC) PT.
Freeport Indonesia dari 600-an orang meningkat menjadi 9000 orang lebih. Pada periode
tahun 2005 hingga 2006 ditemukan pengidap positif HIV sebanyak 17% dan pada
tahun 2012 0%, yang berarti ada perubahan perilaku.
“Meski di areal
perusahaan sudah terjadi perubahan perilaku, sementara di kota, terlebih daerah
pedalaman, tidak ada. Yang berarti HIV akan meningkat terus karena seks
beresiko tetap meningkat, penggunaaan kondom tidak ada, maka terjadi penularan
tidak hanya untuk dirinya tapi juga untuk anak dan istrinya. Seperti temuan HIV
positif di Kabupaten Asmat, dari 16 orang, 6 orang diantaranya adalah ibu
hamil,” jelas Nafsiah.
Menurut Menteri
Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, SPA, MPH, untuk permasalah
kesehatan khususnya AIDS, TBC dan Malaria adalah prevalent di Papua, hanya bisa diatasi dengan perubahan perilaku.
Sementara petugas kesehatan hanya bisa mendukung dengan memberikan informasi,
KIE, pengobatan, testing, pelatihan, dan peningkatan petugas kesehatan.
Ia meminta peran besar
dari Pemerintah Daerah untuk menggerakkan masyarakat untuk berperilaku sehat
seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan karena perilaku
masyarakat kebanyakan dipengaruhi oleh faktor pendidikan, agama dan kesadaran
akan kesehatan lingkungan.
Berdasarkan data dari
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Mimika, selama tahun 2012 terdapat
penambahan 367 kasus baru HIV dan AIDS di Mimika. Total kasus HIV dan AIDS di
Mimika sejak ditemukan pertama tahun 1996 hingga September 2012 sebanyak 3.190
kasus. (ong)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar