TIMIKA – Infrastruktur
kesehatan di Propinsi Papua dan Papua Barat secara umum masih sangat
memprihatinkan. Masih banyak daerah yang mengandalkan rumah sakit bekas
peninggalan Belanda dan belum ada rumah sakit yang bertipe A, yang memiliki
infrastruktur dan fasilitas medis yang memadai untuk menunjang pelayanan
kesehatan yang layak.
Hal ini diungkapkan
Mesko Kesra, Agung Laksono dalam kunjungan ke sejumlah kota di Propinsi Papua
dan Papua Barat guna mengetahui kondisi kesejahteraan rakyat hasil pembangunan
yang telah dilaksanakan dan meninjau ketersediaan logistik menjelang Natal dan Tahun
Baru di Papua dan Papua Barat.
Dalam kunjungan ke
Sorong, Raja Ampat, Manokwari, Jayapura, Yahukimo dan Merauke, Menko Kesra
didampingi Wakil Menteri Pertanian dan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
serta sejumlah staf kementrian.
Dalam konferensi pers di
Hotel Rimba Papua Timika malam ini (21/12/2012), Agung mengakui bahwa infrastruktur kesehatan di Propinsi Papua dan Papua
Barat secara umum masih memprihatinkan.
“Setelah
saya melihat di Sorong, Nabire, Merauke bahkan di Jayapura sendiri, masih
banyak gedung-gedung infrastruktur bangunan peninggalan Belanda dan belum
banyak yang baru yang dibangun oleh pemerintah sekarang. Jadi saya melihat,
masih sangat memerlukan sekali kepedulian dan perhatian yang sangat dari
pelaksana dan penanggung jawab kesehatan di daerah,” ungkap Agung Laksono.
Selama
kunjungan di beberapa kota di Papua dan Papua Barat, rombongan hanya mendapati
rumah sakit tipe D, C dan B, sementara untuk tipe A belum ada.
Saat meninjau
fasilitas kesehatan, Agung juga sempat mendapati sejumlah peralatan medis yang
dikirim dari pusat namun tidak terpasang di rumah sakit, dengan alasan
terkendala belum adanya operator, listrik yang tidak mencukupi, bahkan ada yang
belum memiliki gedung untuk fasilitas tersebut.
Agung
menyayangkan kurangnya koordinasi antara daerah dan pusat, sehingga fasilitas
medis yang seharusnya berfungsi untuk peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat justru teronggok begitu saja.
“Ada
rumah sakit di tingkat Kabupaten tidak punya X-Ray alat Rontgen. Padahal alat
itu tidak istimewa betul harganya pun tidak terlalu mahal. Saya bisa bayangkan
orang yang kecelakaan, bagaimana memperbaiki tulangnya kalau tidak ada alat
itu. Rakyat pintar kalo tidak sehat ya kurang produktif juga,” jelas Agung.
Agung
berharap, masalah ini menjadi perhatian serius dari pemerintah daerah karena
mulai Januari tahun 2014, pemerintah di seluruh Indonesia akan melaksanakan program
jaminan kesehatan yang perlu dukungan infrastruktur di daerah-daerah.
Dalam
kunjungan ke Timika, Kabupaten Mimika, rombongan Menko Kesra bertatap muka
dengan muspida dan tokoh masyarakat serta menyerahkan dana program nasional
pengembangan masyarakat (PNPM) mandiri tahun 2013 untuk 18 distrik di Kabupaten
Mimika sebesar 29,7 Milyar Rupiah.
Untuk
tahun 2013 Propinsi Papua dan Papua Barat mendapat dana program nasional
pengembangan masyarakat mandiri sebesar 1 triliun, mengalami peningkat sebesar
10% dari tahun 2012. (ong)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar