TIMIKA – Perusahaan Listrik
Negara (PLN) Ranting Timika, setiap tahunnya merugi sekitar 115 Milyar hingga
120 Milyar pertahun, akibat mengoperasikan pembangkit listrik tenaga diesel
(PLTD), untuk memenuhi kebutuhan listrik warga di Kota Timika dan sekitarnya.
Menurut
Manajer PLN Ranting Timika, Samuel Farwas, SSos, MPd, kerugian ini timbul
akibat selisih pembelian solar industri untuk bahan bakar mesin pembangkit
dengan harga jual listrik.
PLTD
Timika menghabiskan solar sekitar 2550 ton untuk menghasilkan listrik sebanyak
7 Juta Kilo Watt dalam sebulan. Dengan biaya produksi Rp 2400 per Kilo Watt,
dan harga jual sebesar Rp. 975 Per-Kilo Watt, mengakibatkan kerugian sebesar 10
Milyar per-bulannya.
“Orang
sering menduga PLN untung besar-besaran, namun sebenarnya kami rugi
besar-besaran. Tapi kita masih bersyukur karena keuntungan PLN di Indonesia
Barat, dipakai menutupi kerugian di Indonesia Timur , khususnya Papua, yang
sebagian besar masih menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel,” jelas
Samuel Farwas.
Kepada
warga di Kota Timika dan sekitarnya, Farwas menghimbau untuk memperhatikan
pembayaran rekening listrik, untuk membantu meminimalisir kerugian perusahaan
yang cukup besar.
Saat ini
PLN Timika masih berstatus Ranting dari PLN Cabang Jayapura, namun dari
kebutuhan listrik dengan beban puncak hampir mencapai 16 Mega Watt, menjadi
salah satu kota dengan pemakaian listrik terbesar di Papua, setelah Jayapura
dan Sorong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar