Selasa, 29 Januari 2013

SEKELOMPOK PEMUDA MABUK GERILYA TPS


TIMIKA – Sekelompok pemuda yang menggunakan mobil bergerilya dari satu TPS ke TPS yang lain untuk ikut dalam pemungutan suara. Namun aksi kawanan pemuda yang mengaku dari Timika Indah ini, akhirnya tercium setelah sempat adu mulut dengan petugas KPPS TPS 74, Kelurahan Koperapoka siang tadi (29/1/2013).

Menurut Ismail, sekelompok pemuda yang berjumlah 5 orang yang datang menggunakan sebuah mobil langsung turun dan memaksa untuk masuk ke TPS. Namun setelah melihat tangan ke-5 pemuda yang diduga dipengaruhi minuman beralkohol, terdapat bekas tinta sehingga tidak diperbolehkan.

“Sempat terjadi adu mulut, karena mereka memaksa untuk masuk ke TPS. Setelah seorang anggota polisi yang berjaga di TPS datang, mereka kemudian kembali ke mobil dan langsung pergi,” jelas Ismail.

Beberapa saat kemudian patroli Unit Perintis Polres Mimika yang datang ke lokasi langsung mengejar berdasarkan ciri-ciri kendaraan yang disampaikan petugas KPPS. Informasi yang dihimpun sore tadi, bahwa seorang ibu sudah diamankan oleh Unit Perintis Polres Mimika, di Jalan Hasanuddin, Timika berdasarkan ciri-ciri kendaraan yang dipakai kawanan pemuda siang tadi.

Hingga saat ini belum ada penjelasan dari Kepolisian Resort Mimika terkait peristiwa ini, dan motif dari aksi gerilya TPS ini. Namun Paur Humas Polres Mimika, Aipda Hempi Ona yang dihubungi melalui telepon selulernya mengaku saat ini tidak ada yang diamankan di Polres Mimika.  (ong)

TAK INGIN SUARA DIMANIPULASI SURAT SUARA SISA DIBAKAR


TIMIKA – Tak ingin hasil pemungutan suara di TPS 100 dimanipulasi, warga RT 3, Kelurahan Kwamki Baru, Distrik Mimika Baru sepakat untuk membakar surat suara sisa yang tidak terpakai dalam pemungutan suara siang tadi (29/1/2013). Meski sempat terjadi perdebatan antara sejumlah warga dengan Edi Timang ketua RT 3,  namun akhirnya semua menyepakati untuk membakar surat suara sisa yang disaksikan semua warga.

Sejak pagi warga Kelurahan Kwamki Baru sudah berkumpul di rumah ketua RT 3 dan RT 4 untuk mengikuti pemungutan suara dalam pemilihan gubernur, di Kelurahan Kwamki Baru Distrik Mimika Baru, Kota Timika. Meski tak semua warga terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) di TPS tersebut, namun mereka tetap setia mengikuti jalannya pemungutan suara untuk mengetahui perolehan suara dari masing-masing kandidat.

Menurut Damaris, ketua TPS 100 bahwa banyak warga yang tidak menggunakan hak suara karena nama mereka tidak tercantum dalam DPT. Kebanyakan yang tidak memilih adalah adalah warga yang berasal dari RT lain di Kelurahan Kwamki Baru namun terdaftar dalam DPT TPS 100.

Pelaksanaan pemungutan suara di TPS 100 baru dilaksanakan pada pukul 11.00 WIT, setelah kotak suara diantar pihak PPD Mimika Baru. Hasil perhitungan suara di TPS 100 pada sore tadi yakni pasangan nomor urut 1, Noakh Nawipa-Johanes Woff mendapat 14 suara, pasangan nomor urut 2, M.R. Kambu-Blasius Adolf Pakage mendapat 28 suara, pasangan nomor urut 3, Lukas Enembe-Klemen Tinal mendapat 31 suara, pasangan nomor urut 4, Wellington Wenda-Weynand Watori mendapat 7 suara, pasangan nomor urut 5, Alex Hesegem-Marthen Kayoi mendapat 4 suara dan pasangan nomor urut 6, Habel Melkias Suwae-Yop Kogoya mendapat 20 suara.

Dari total 330 surat suara di TPS 100, sebanyak 138 surat suara yang terpakai dengan 104 suara sah sementara 34 suara dinyatakan tidak sah dan 192 surat suara tidak terpakai.

Usai perhitungan suara, sejumlah tokoh masyarakat langsung meminta agar kertas suara sisa dibakar karena mereka khawatir suara dari TPS 100 akan dimanipulasi di tingkat PPD ataupun KPUD. Menurut Pendeta Izak Onawame, surat suara harus dibakar karena pengalaman pada pemilihan umum sebelumnya, suara dari TPS mereka selalu dimanipulasi.

“Surat suara sisa itu nanti ditusuk untuk memenangkan pasangan tertentu oleh orang yang sudah dibayar, jadi harus dihancurkan. Ini baru murni supaya tidak ada lagi manipulasi,” Jelas Izak Onawame.

Izak berharap agar cara demikian juga dilakukan di TPS lain, agar tidak ada lagi manipulasi suara, sehingga pimpinan yang terpilih merupakan aspirasi murni masyarakat. (ong)

WARGA RT 4 KELURAHAN KWAMKI BARU BOIKOT PILGUB PAPUA

TIMIKA – Tak mendapat kotak suara hingga siang hari, warga RT 4, Kelurahan Kwamki Baru, Distrik Mimika Baru akhirnya memutuskan untuk memboikot pelaksanaan pemungutan suara, pemilihan gubernur Papua pada hari ini.

Menurut Thomas Wanmang, salah seorang tokoh warga Amungme yang bermukim di RT 4 yang dihubungi melalui telepon selulernya mengatakan warga yang bermukim di RT 4 siang tadi sepakat untuk memboikot pemungutan suara TPS 107.

Lebih lanjut menurut Wanmang, telah terjadi pemungutan suara fiktif ditempat lain yang mengatasnamakan TPS 107. Wanmang mengaku sudah bertemu dengan pihak dari KPUD Mimika yang datang ke TPS 107 siang tadi dan mereka sudah menyampaikan berita acara terkait penolakan warga ini.

Seperti yang diberitakan sebelumnya sejumlah TPS di Kelurahan Kwamki Baru, Distrik Mimika Baru, hingga siang tadi belum mendapat kotak suara. Warga yang sudah berkumpul sejak pagi di rumah ketua RT 4 Kelurahan Kwamki Baru terpaksa kecewa, terlebih setelah memeriksa nama-nama yang tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT), sebagian besar nama warga RT 4 tidak tercantum.

Sementara itu, di TPS 109 Kelurahan Kwamki Baru, sampai pukul 13.00 siang tadi, jumlah pemilih hanya 2 warga saja. Kurangnya warga yang ikut dalam pemungutan suara disinyalir akibat kesalahan DPT.

Namun hingga sore tadi, seorang anggota Majelis Rakyat Papua asal Kabupaten Mimika memaksa untuk tetap melakukan pemungutan suara, di TPS 109 dan meminta warga setempat untuk memilih meski tidak terdaftar dalam DPT.

Aksi pemungutan suara diluar jadwal yang seharusnya ini, tidak mendapat teguran dari Panwaslu Mimika ataupun pihak Kepolisian yang menyiagakan 1 personil ditiap TPS. (ong)

SEJUMLAH TPS DI KELURAHAN KWAMKI BARU BELUM DAPAT KOTAK SUARA


TIMIKA – Pelaksanaan pemungutan suara, pemilihan gubernur Papua dilaksanakan serentak di Kabupaten/Kota di Propinsi Papua pada hari ini (29/1/2013). Menurut jadwal dari KPUD Mimika, pelaksanaan pemungutan suara dilaksanakan mulai pukul 07.00 hingga pukul 13.00 WIT.

Dari pantauan di Kota Timika, suasana kota tampak sepi, jalan raya yang biasanya ramai dengan kendaraan namun dari pagi hingga siang masih terlihat lengang. Sejumlah warga terlihat memadati sejumlah TPS untuk menggunakan hak pilihnya.

Suasana berbeda terjadi di RT 4, Kelurahan Kwamki Baru, Distrik Mimika Baru, yang terbagi dalam TPS 107 hingga TPS 114,dimana puluhan warga belum bisa melakukan pemungutan suara karena TPS mereka belum mendapat kotak suara.

Yohanis Kasamol warga Kwamki Baru, yang bermukim tepat didepan TPS 100 mengaku namanya tidak tercamtum dalam daftar pemilih. Yohanis mengungkapkan kekesalannya karena belum dilakukan sosialisasi terkait pelaksanaan pemilihan gubernur pada hari ini.

“Pada Pemilihan Umum yang lalu, ditempat ini selalu dilakukan gladi, karena tidak semua warga mengerti baca tulis,” jelas Kasamol.

Pernyataan kecewa juga diungkapkan Thomas Wanmang, salah seorang tokoh warga Amungme yang bermukim di Kwamki Baru. Menurut Thomas sejak pagi hingga siang ini warga sudah berkumpul di rumah ketua RT namun sampai jam 11 ini belum ada kotak suara.

Menurut Thomas, kejadian ini selalu berulang kepada warga Kwamki Baru setiap diadakan pemilihan umum, dari pemilihan legislatif dan eksekutif. Ditambahkan Thomas, bahwa warga Kwamki Baru selalu antusias untuk memilih pemimpinnya yang diharapkan bisa memberikan perubahan.

“Data RT disini ada di RT lain, data pemilih disini ada di TPS lain. Kenapa permainan kotor selalu terjadi di Kabupaten Mimika. Secara jujur kasi tau kami ini warga Negara kelas berapa? Atau memang kami ini dicap sebagai TPN kah, OPM kah, pengacaukah? Harus jujur dari pemerintah. Kami mau memilih pemimpin secara jujur, kok sekarang sampai jam 11 kotak suara belum ada di TPS?,” keluh Thomas.

Menurut pengakuan sejumlah pengurus TPS 107, kartu pemilih dan surat suara baru dibagikan pagi tadi, sementara untuk TPS mereka memanfaatkan bekas tenda kedukaan salah seorang warga di Kwamki Baru.

Sejumlah warga yang datang ke TPS terpaksa harus menunggu bahkan ada yang memilih kembali ke rumah mereka. Hingga siang ini belum ada anggota PPD Mimika Baru ataupun aparat kepolisian yang berjaga di TPS 107.

Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Papua di Kabupaten Mimika akan diikuti oleh 175.987 pemilih yang tersebar di 552 tempat pemungutan suara (TPS). (ong)

H-1 PILGUB PAPUA BELUM ADA YANG DIRIKAN TPS


TIMIKA – Satu hari jelang pemilihan gubernur Papua, di Kota Timika, Kabupaten Mimika tampak biasa-biasa saja. Belum terlihat warga yang mendirikan atau mempersiapkan tempat pemungutan suara (TPS).

Dari pantauan pada sejumlah tempat di Distrik Mimika Baru dan Distrik Kuala Kencana, hingga sore tadi (28/1/2013) belum ada aktifitas warga untuk mendirikan TPS.

Tak hanya TPS, namun warga juga mengaku belum mendapatkan kartu pemilih. Ernus, salah seorang warga Kampung Inauga mengaku belum mendapatkan kartu pemilih hingga malam ini. Sementara Yanti warga Jalan Serui Mekar, Timika mengaku baru saja mendapatkan kartu pemilih dari Ketua RT, malam ini sekitar pukul 19.30 WIT.

Petrus, Ketua Divisi Pengawasan Panwaslu Mimika juga mengaku mendapat laporan yang sama dari relawan paswaslu yang disebar ditingkat TPS.

“Seharusnya kartu pemilih sudah diberikan kepada warga pada H-3. Kalau sampai sore ini belum disebar, saya tidak yakin akan mampu disebar malam ini kepada pemilihnya karena mobilitas warga yang cukup tinggi,” Jelas Petrus yang ditemui di Kantor Panwaslu Mimika di Jalan Pedidikan Timika.

Petrus mengaku khawatir pelaksanaan pemungutan suara besok akan molor dari jadwal dan banyak warga tidak akan bisa memanfaatkan hak suaranya. Pelaksanaan pemungutan suara pemilihan gubernur Papua di Kabupaten Mimika dijadwalkan dari pagi pukul 07.00 hingga pukul 13.00 WIT.

Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Papua di Kabupaten Mimika akan diikuti oleh 175.987 pemilih yang tersebar di 552 tempat pemungutan suara (TPS). (ong)

Minggu, 27 Januari 2013

PANWASLU BERSIHKAN ATRIBUT KAMPANYE


TIMIKA – Memasuki masa tenang jelang pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur Papua, Panwaslu Kabupaten Mimika melakukan pembersihan semua atribut kampanye di Kabupaten Mimika, pada hari ini (26/1/2013).

Menurut Agustinus Roya, Ketua Panwaslu Mimika bahwa pembersihan atribut kampanye di Kabupaten Mimika berlangsung serentak di semua distrik pada hari ini. Target dalam pembersihan adalah semua atribut kampanye yang berada di tempat umum seperti baliho, spanduk dan stiker.

“Kami juga akan membersihkan stiker yang banyak terpasang di angkutan umum, karena mereka yang selalu hilir mudik, ya apa bedanya dengan kampanye,” jelas Agustinus yang ditemui di kantor Panwaslu Mimika sore tadi.

Pembersihan antribut di Kota Timika dengan menyisir jalan-jalan utama dan perempatan melibatkan tim Panwaslu distrik Mimika Baru dibantu Satuan Polisi Pamong Praja Pemda Mimika.

Mengenai kesiapan Panwaslu Mimika untuk mengawal pelaksanaan pemilihan suara pada 29 Januari mendatang, Agustinus menyatakan pihaknya sudah siap dan sudah membentuk tim panwas hingga tingkat TPS.

Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Papua di Kabupaten Mimika akan diikuti oleh 175.987 pemilih yang tersebar di 552 tempat pemilihan suara (TPS). (ong)

Jumat, 25 Januari 2013

DISTRIBUSI LOGISTIK PILGUB DI MIMIKA RISKAN TERKENDALA CUACA


TIMIKA – Jelang pelaksanaan pemilihan gubernur Papua pada 29 Januari mendatang, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Mimika mulai malam ini melakukan distribusi logistik ke 18 Distrik di Kabupaten Mimika.

Distribusi logistik pemilihan gubernur di Kabupaten Mimika, akan dilakukan oleh PT Trans Mimika selaku pemenang tender yang diadakan KPUD Mimika.

Bernardinus Songbes, Sekretaris KPUD Mimika, yang ditemui di Kantor KPUD Mimika siang tadi (25/1/2013) mengatakan bahwa distribusi ke 18 distrik akan menggunakan transportasi darat, laut dan udara.

Pengiriman logistik yang pertama akan dilakukan malam ini dengan tujuan Kapiraya, Distrik Mimika Barat Tengah. Menurut Songbes, pengiriman ke Kapiraya lebih cepat karena harus menggunakan longboat melalui laut dan sungai yang sangat bergantung kepada pasang surut air dan cuaca di laut.

Pengiriman logistik yang lebih besar akan dilakukan pada hari Sabtu, dengan menggunakan longboat dan pesawat dengan tujuan Distrik Jila, Jita, Agimuga, Mimika Timur Jauh, Mimika Barat Jauh, Mimika Barat, Mimika Tengah dan sebagian Distrik Tembagapura.

Untuk daerah yang bisa dijangkau dengan transportasi darat seperti Distrik Mimika Timur, Mimika Baru, Kwamki Narama, Kuala Kencana dan Tembagapura baru akan didistribusikan pada hari Minggu.

Distribusi logistik yang dilakukan 4 hari sebelum pelaksanaan pemilihan suara, cukup riskan mengingat distribusi ke sejumlah distrik dengan menggunakan transportasi laut, sungai ataupun transportasi udara sangat bergantung kepada cuaca. Namun Songbes tetap optimis semua logistik akan sampai ke distrik hingga ke kampung-kampung pada H-2 atau tanggal 27 Januari mendatang.   

Pemilihan gubernur yang dilaksanakan di Kabupaten Mimika nantinya akan dilaksanakan oleh 13 Panitia Pemilihan tingkat Distrik (PPD) dari 18 Distrik, karena dari 6 distrik pemekaran, hanya Distrik Kwamki Narama yang sempat membentuk PPD.

Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Papua di Kabupaten Mimika akan diikuti oleh 175.987 pemilih, yang terbagi dalam 552 tempat pemilihan suara (TPS).   

Sementara itu, Paur Humas Polres Mimika, Aipda Hempi Ona, yang dihubungi melalui telepon selulernya mengatakan bahwa pada malam ini Polres Mimika melakukan pengiriman 34 personil polisi untuk pengamanan pemilihan gubernur yang akan disebar di Distrik Jita, Agimuga, Mimika Barat Tengah dan Mimika Barat. Sementara pengiriman personil untuk beberapa distrik lainnya akan dilakukan besok.

“Rencananya ditiap distrik akan ada 1 personil yang melakukan pengamanan tertutup sementara untuk penjagaan di TPS akan disiapkan 1-2 personil, tergantung tingkat kerawanannya,” jelas Hempi. (ong)

Rabu, 23 Januari 2013

OPERASI TIM SAR GABUNGAN PENCARIAN AWAK KM BINTUNI 21, RESMI DIHENTIKAN


TIMIKA – Operasi Tim SAR Gabungan pencarian awak KM Bintuni 21 yang karam pada hari Kamis (17/1/2013) lalu, resmi dihentikan sore tadi. Menurut Karel Rony Ileng, penghentian operasi Tim SAR Gabungan ini sesuai dengan aturan yang berlaku dan kesepakatan dari semua pihak yang terlibat dalam operasi SAR.

Hingga hari ke-7, operasi pencarian awak KM Bintuni 21 masih 4 awak yang belum ditemukan. 2 Tim SAR Gabungan dari TNI AL dan Basarnas Timika dengan menggunakan 2 perahu karet siang hingga sore tadi melakukan penyisiran di Perairan Pasir Hitam namun tidak membuahkan hasil.

Keputusan penghentian operasi tim SAR gabungan, setelah terlebih dahulu diadakan pertemuan semua pihak yang terlibat dalam operasi pencarian yang dilakukan di Posko SAR gabungan di Portsite, Pelabuhan Amamapare sore tadi (23/1/2013).

“Selama sepekan operasi pencarian awak KM Bintuni 21, kami sudah melakukan usaha maksimal. Areal pencarian yang terplot dalam peta sudah kami sisir. sehingga jika operasi ini dilanjutkan sudah tidak efektif dan efisien,” jelas Karel.

Lebih lanjut Karel menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan untuk kembali dilakukan operasi pencarian jika ada tanda-tanda korban, ataupun permintaan dari pihak keluarga atau pihak perusahaan yang bersangkutan.

Operasi Tim SAR gabungan sudah dilakukan sejak KM Bintuni 21 karam di Muara Poumako Perairan Mimika, Kamis lalu. Operasi pencarian ini melibatkan Basarnas Timika, TNI AL Lanal Timika, KPLP Mimika, Emergency Response Group PT. Freeport Indonesia, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Mimika serta sejumlah kapal ikan dari PT Avona Mina Lestari.

Dalam operasi ini sebanyak 11 awak dari total 15 awak kapal berhasil ditemukan selamat, sementara 4 lainnya belum ditemukan. 4 awak KM Bintuni 21 yang belum ditemukan yakni George M. Uliselan (masinis), Andrianus Nomai (kelasi), Heri Santoso (kelasi), dan Makmuri (koki). (ong)

RITUAL ADAT DI LOKASI KAPAL KARAM


TIMIKA - Memasuki hari ke-7 pencarian 4 awak KM Bintuni 21, pihak PT Avona Mina Lestari, meminta kepada tokoh adat Kampung Hiripau untuk membuat ritual adat di lokasi karamnya kapal.

Ritual adat yang dipimpin Konstan Mipitapo, tokoh adat suku Kamoro dari Kampung Hiripau, melarungkan sirih pinang ke Laut sambil berteriak dalam bahasa Kamoro.

Hadir dalam ritual yang dilakukan diatas kapal KM Avona 15, PT Avona Mina Lestari, keluarga dan semua pihak yang terlibat dalam tim SAR gabungan.

Konstan menjelaskan bahwa maksud dari ritual yang dilakukannya, adalah meminta kepada leluhur orang Kamoro untuk membantu menunjukkan 4 awak KM Bintuni yang belum ditemukan. Menurut Konstan, ritual adat ini sudah turun temurun kegiatan ritual ini mereka lakukan jika ada warga yang yang tertimpa musibah.

"Dalam keyakinan kami, setelah berbicara dengan tete nene moyang kami orang Kamoro, maka akan ada jawaban dalam 1 hingga 2 hari kedepan," jelas Konstan.

Dari 15 Awak KM Bintuni 21 yang karam hari Kamis lalu, 11 awak sudah ditemukan, sementara 4 lainnya belum. (ong)

TIM SAR YANG HILANG KONTAK DITEMUKAN DI OTAKWA

TIMIKA - 1 regu Tim SAR gabungan yang belum kembali sejak melakukan pencarian 4 awak KM Bintuni 21 kemarin, akhirnya ditemukan tim pencari dari TNI AL sekitar pukul 07.30 WIT pagi tadi (23/1/2013).

Menurut Karel Rony, koordinator Tim SAR gabungan membenarkan penemuan ini dan menurut informasi yang diterima posko, Tim SAR gabungan yang terdiri dari 4 personil TNI AL dan 3 pegawai Departemen Kelautan dan Perikanan Mimika ditemukan menginap di Otakwa karena terjebak air surut.

"Mereka ditemukan tim pencari dari TNI AL yang berangkat pukul 05.30 WIT pagi tadi. Mereka menginap di perairan Pulau Otakwa karena terjebak air surut,"terang Karel melalui telepon seluler.

Sementara itu, dalam rangka pencarian 4 awak KM Bintuni 21, rencananya pagi ini akan dilakukan upacara adat Kamoro di lokasi karamnya kapal di muara Poumako, yang dihadiri perwakilan PT Avona Mina Lestari dan keluarga dari 4 awak yang belum ditemukan.

Pencarian rencananya baru akan kembali dilakukan setelah upacara adat ini. (ong)

TERHADANG AIR SURUT PENCARIAN TIM SAR YANG HILANG KONTAK DITUNDA BESOK


TIMIKA – Upaya pencarian satu regu Tim SAR Gabungan yang belum kembali oleh Tim Basarnas Timika dan TNI-AL malam ini, tidak membuahkan hasil.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, satu regu Tim SAR Gabungan yang beranggotakan 7 personil dari TNI-AL dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mimika, melakukan pencarian awak KM Bintuni 21 sejak pagi, namun hingga malam belum kembali.

Karel Rony Ileng, Koordinator Tim SAR Gabungan yang turut serta dalam pencarian tim SAR gabungan yang belum kembali malam ini mengatakan bahwa pencarian tidak dapat dilakukan karena terkendala air surut, sehingga memutuskan untuk kembali ke Posko.

Dalam pencarian malam ini, tim SAR Gabungan yang menggunakan 2 speed boat sempat menyisir pasir hitam hingga Pulau Puriri, bahkan pencarian dengan perahu karet sempat melakukan pencarian hingga Pulau Bidadari namun tidak membuahkan hasil.

“Saya menduga, Tim SAR Gabungan yang belum kembali posko, juga mengalami kejadian yang kami alami malam ini, karena terjebak air surut sehingga memutuskan untuk menginap sementara menunggu air pasang untuk melanjutkan perjalanan,” jelas Karel.

Rencananya pencarian kembali akan dilakukan besok pagi (23/1/2013) bersamaan dengan pencarian 4 awak KM Bintuni 21, yang akan difokuskan di Pulau Puriri.

Terkait pencarian awak KM Bintuni 21, hingga hari ke-6 operasi pencarian Tim SAR Gabungan, baru 11 awak  dari 15 awak kapal yang berhasil ditemukan, sementara 4 orang lainnya belum ditemukan. (ong)

1 REGU TIM SAR GABUNGAN BELUM KEMBALI

TIMIKA – Satu regu Tim SAR Gabungan yang melakukan pencarian 4 Awak KM Bintuni 21 hingga malam ini (22/1/2013) belum kembali.

Berdasarkan informasi dari Posko Tim SAR gabungan di Portsite, Pelabuhan Amamapare, satu regu terdiri dari 4 Anggota TNI-AL dan 3 orang dari Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mimika dengan menggunakan perahu karet milik TNI-AL Lanal Timika, berangkat pagi tadi sekitar pukul 08.40 WIT seharusnya kembali pukul 16.30 WIT namun hingga malam belum kembali.

Menurut keterangan Karel Rony Ileng, Koordinator Tim SAR gabungan, 1 regu yang belum kembali ini, melakukan pencarian di Pulau Bidadari, Pulau Puriri dan Pulau Yapero, Otakwa melalui Pasir Hitam.

“Mereka tak bisa dihubungi melalui komunikasi radio, sementara pihak Pos TNI-AL di Poumako dan DKP menyatakan mereka belum kembali,” jelas Karel.

Pada pukul 21.30 WIT, Sejumlah personil TNI-AL yang dipimpin Letkol Laut (P) Pundi Rusbandi, Komandan Pangkalan Angkatan Laut Timika, tiba di Posko SAR dan langsung berkoordinasi untuk melakukan pencarian 1 regu tim SAR yang belum kembali.

Sekitar pukul 22.30 WIT, 2 tim berangkat menggunakan 2 speed boat dari posko SAR gabungan di Portsite, Pelabuhan Amamapare dengan mengikuti rute pencarian tim pagi tadi. Ikut dalam pencarian Komandan Lanal Timika, Letkol Laut (P) Pundi Rusbandi bersama koordinator Tim SAR gabungan, Karel Rony bersama sejumlah anggota Basarnas Timika dan TNI-AL. (ong)

CUACA BURUK, PERAIRAN MIMIKA RAWAN


TIMIKA – Belum lagi operasi pencarian awak KM Bintuni 21 yang karam Kamis (17/1/2013) selesai, Senin kemarin (21/1/2013) kantor Basarnas Timika kembali mendapat laporan warga yang hilang di Perairan Mimika.

Informasi yang dihimpun, Pada hari Senin (17/1/2013), Kantor Basarnas Timika menerima laporan sebuah long boat yang mengangkut 4 orang berlayar dari Timika menuju Agats, Kabupaten Asmat tenggelam di perairan Pulau Puriri, Jumat (18/1/2013) lalu.

Berdasarkan laporan dari Rony, salah seorang dari 2 penumpang long boat yang selamat menyatakan masih ada 2 penumpang lainnya yang hilang, yakni Alex Paediban dan anaknya Fritz Paediban. Rony bersama rekannya ditemukan warga di Pulau Bidadari setelah sempat hanyut dibawa arus air dari Pulau Puriri.

Pada Senin sore, Kantor Basarnas Timika juga menerima laporan seorang warga yang bernama Ruben, jatuh dari Jembatan 1 Poumako, Timika dan hanyut dibawa air sungai. Menurut keterangan yang diterima Kantor Basarnas Timika, setelah kejadian sore kemarin, sejumlah warga dari perkampungan Manasari yang tidak jauh dari jembatan langsung melakukan pencarian dengan menggunakan long boat dan speed boat namun tidak berhasil menemukan Ruben.   

Adolf Dimara, Staf Operasi Basarnas Timika yang sempat dihubungi via telepon seluler siang tadi membenarkan kejadian ini dan menyatakan sebagian dari anggota Basarnas Timika siang tadi turut melakukan pencarian Ruben yang jatuh di Jembatan Poumako 1. Namun hingga siang ini upaya pencarian, belum membuahkan hasil.

Terkait serangkaian peristiwa yang terjadi di Perairan Kabupaten Mimika, belum ada peringatan dari pemerintah setempat, terkait larangan pelayaran untuk sementara selama cuaca masih buruk. (ong)

PENCARIAN 4 AWAK KM BINTUNI 21 DI KAMPUNG PISANG MASIH NIHIL


TIMIKA – Pencarian 4 awak KM Bintuni 21 yang dilakukan Tim SAR gabungan dalam radius 45 knotikal mile dari lokasi karamnya kapal, sepanjang hari ini belum membuahkan hasil.

Hari ke-5 operasi pencarian 4 awak KM Bintuni 21, dari pos TNI AL di Poumako, Timika dengan melibatkan 8 kapal ikan dari PT Avona Mina Lestari, dimulai sekitar pukul 06.30 WIT pagi tadi (21/1/2013).

Seperti yang diberitakan sebelumnya, berdasarkan evaluasi pencarian hari ke-4 di Posko SAR gabungan kemarin, bahwa pencarian akan diperluas hingga radius 45 knotikal mile dari lokasi karamnya KM Bintuni 21.

6 kapal ikan, 3 diantaranya mengangkut perahu karet melakukan pencarian di perairan Laut Arafuru dari Pelabuhan Poumako hingga Kampung Pisang, Pulau Tiga. Sementara 2 kapal lainnya melakukan pencarian ke arah utara hingga Kampus Biru, muara Pulau Kokonao, Kabupaten Mimika.

Dalam operasi pencarian sepanjang hari tadi, awak kapal ikan yang masing-masing berjumlah 15 orang, menyebar di kapal memperhatikan perairan Laut Arafuru mencari petunjuk kemungkinan menemukan 4 rekan mereka.

Di perairan Pulau Tiga, Tim SAR gabungan dari Basarnas Timika, TNI AL, bersama sejumlah awak kapal ikan, sempat melakukan pencarian di pesisir Kampung Pisang, Pulau Tiga dengan menggunakan perahu karet. Namun pencarian yang berlangsung sekitar 3 jam belum membuahkan hasil, bahkan Tim SAR gabungan mengaku tidak bertemu seorang pun penghuni kampung.

Menurut keterangan Haenan, Kapten KM Avona 25, pencarian di Kampung Pisang berdasarkan petunjuk dari temuan barang-barang yang hanyut dari KM Bintuni 21 serta petunjuk dari paranormal yang sempat mereka hubungi.

Dalam operasi pencarian yang dilakukan sepanjang hari ini, cuaca di Laut Arafuru cukup bersahabat, gelombang laut berkisar 1 hingga 2 meter berbeda dengan beberapa hari sebelumnya yang bisa mencapai 5 meter. Di Muara Poumako, masih terlihat anjungan kapal KM Bintuni 21 yang menyembul ke permukaan air, diantara gelombang tinggi yang tidak beraturan.

Rencananya operasi pencarian Tim SAR gabungan dilanjutkan besok dengan memfokuskan pencarian di daerah sekitar Pulau Bidadari dan Pulau Puriri, lokasi penemuan 11 awak Jumat lalu (18/1/2013). Pencarian ini kemungkinan akan diikuti pihak PT Avona Mina Lestari bersama keluarga awak KM Bintuni 21 yang akan datang dari Avona, Kabupaten Kaimana.

4 awak KM Bintuni 21 yang belum ditemukan yakni George M. Uliselan (Masinis), Andrianus Nomai (Kelasi), Heri Santoso (Kelasi), dan Makmuri (Koki). (ong)

Minggu, 20 Januari 2013

HINGGA HARI KE-4 OPERASI PENCARIAN, MASIH 4 AWAK KM BINTUNI 21 BELUM DITEMUKAN


TIMIKA – Hingga hari ke-4 upaya pencarian 4 awak KM Bintuni 21 yang karam kamis (17/1/2013) belum membuahkan hasil. Menurut Karel Rony Ileng, Koordinator Misi Pencarian, cuaca buruk dengan ombak yang mencapai 3-4 meter dan derasnya arus muara mempersulit tim yang melakukan pencarian.

Pencarian yang dilakukan hari ini (20/1/2013) dimulai sejak pagi, pukul 06.30 WIT hingga pukul 17.00 WIT sore, yang melibatkan 6 buah speed boat dari Basarnas Timika, TNI AL Lanal Timika, KPLP Poumako, dan PT Freeport Indonesia namun tidak membuahkan hasil.

Selain tim gabungan yang berposko di Portsite, Pelabuhan Amamapare, turut terlibat dalam pencarian 8 buah kapal ikan dari Avona, Kabupaten Kaimana serta melibatkan warga setempat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.

Menurut Karel, derasnya arus air di muara dan cuaca yang kurang mendukung dengan ombak setinggi 3 hingga 4 di perairan Laut Arafuru menjadi kendala utama tim dalam melakukan pencarian.

“Rencananya besok operasi pencarian akan dilakukan lebih pagi dan areal pencarian akan diperluas dalam radius 45 knotikal mile dari pulau Kokonao hingga Pulau Tiga,” Jelas Karel yang ditemui di Posko pencarian di Portsite.

Hingga saat ini, sudah 11 awak dari 15 awak kapal KM Bintuni 21 berhasil ditemukan selamat. ke-11 awak KM Bintuni 21, ditemukan di Pulau Puriri Jumat pagi (18/1/2013) sekitar 5 mil dari lokasi karamnya kapal oleh tim Basarnas Timika bersama tim dari TNI AL.

KM Bintuni 21, adalah kapal ikan dari Avona, Kabupaten Kaimana yang karam pada Kamis pagi, setelah diterjang ombak setinggi 4 meter di Muara Poumako, pada koordinat  04° 55’ 416” Lintang Selatan dan 136° 43’ 302” Bujur Timur.

Daftar nama awak KM Bintuni 21 berdasarkan data dari posko pencarian di Portsite Pelabuhan Amamapare sebagai berikut :
Nama awak yang belum ditemukan :
George M. Uliselan (Masinis), Andrianus Nomai (Kelasi), Heri Santoso (Kelasi), Makmuri (Koki).

Yang sudah ditemukan :
Rustan (Nahkoda), Catur Tri Trenggono (Mualim), Rizki Abdul Abdis (KKM), Edi Kristanto (Masinis), Saul Sabono (Bosmen), Azis Makatita (As.Bos), Muh. Saleh Rumbalitar (As.Bos), 
Rahmat Levi(As.Bos), Samsu Alam (Kelasi), Mansyur (Kelasi), Gilber (Kelasi). 
(ong)

Sabtu, 19 Januari 2013

4 ORANG AWAK KM BINTUNI 21 BELUM DITEMUKAN

TIMIKA – 4 awak KM Bintuni 21 yang karam kamis siang hingga sore tadi belum ditemukan. Upaya pencarian yang dilakukan tim gabungan dari SAR Timika, TNI AL Lanal Timika, DKP Mimika dibantu Emergency Response Group PT Freeport Indonesia dengan menggunakan sejumlah speed boat belum membuahkan hasil.

Menurut keterangan sejumlah anggota SAR Timika yang sempat ikut dalam pencarian kru KM Bintuni 21 pada hari Jumat, bahwa pencarian sudah dilakukan tim gabungan pada radius 5 mil laut dari lokasi karamnya kapal, namun mereka terkendala dengan tingginya ombak di muara Poumako yang berkisar antara 2 hingga 3 meter.

Mereka juga sempat bertemu dengan belasan kru Kapal Ikan dari perusahaan yang sama, yang turut melakukan pencarian rekan mereka.

Informasi yang dihimpun dari Posko SAR di Portsite, Pelabuhan Amamapare sore tadi (19/1/2013) bahwa pencarian sudah dilakukan sejak pagi namun belum membuahkan hasil. Menurut Karel, koordinator pencarian yang dihubungi melalui ponselnya mengatakan proses pencarian 4 awak KM Bintuni 21 yang belum ditemukan, kembali akan dilanjutkan besok pagi.

Pencarian awak KM Bintuni 21 yang sudah dimulai sejak kamis lalu, sudah berhasil menemukan 11 awak di Pulau Puriri, Pesisir laut Mimika. Menurut Saleh salah seorang anak buah kapal KM Bintuni 21 yang selamat, mengatakan bahwa 4 orang rekannya yang belum ditemukan yakni George (kepala kamar mesin), Masmuri (koki), Heri dan Nus (kelasi kapal).

KM Bintuni 21, adalah kapal penangkap ikan dari Avona, Kabupaten Kaimana karam di perairan Mimika kamis siang saat mencoba berlabuh di Pelabuhan Poumako Timika. Kapal tenggelam setelah oleng dihantam ombak setinggi 4 meter di Muara Poumako. (ong)

HENOK DIDUGA DIBUNUH SEKAWANAN PEMUDA MABUK DI KWAMKI NARAMA


TIMIKA – Sesosok mayat dengan beberapa luka tusukan ditemukan tergeletak di Jalan Kanguru, Distrik Kwamki Narama, pagi tadi (19/1/2013).

Mendapat laporan dari warga, Unit Perintis Polres Mimika langsung mendatangi tempat kejadian perkara dan menemukan jenasah yang diduga korban pembunuhan. Jenasah kemudian langsung evakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Mimika untuk dilakukan otopsi.

Dari hasil penyidikan polisi diketahui korban bernama Henok Rumasara, Warga Jalan Ratulangi, Kampung Sempan, Distrik Mimika Baru, Mimika.

Dari Informasi yang dihimpun, pada Sabtu dini hari sekitar Pukul 03.00 WIT, tidak jauh dari TKP penemuan mayat terjadi tabrakan sepede motor. Sepeda motor yang dikendarai Jeams Opide yang membonceng Eki Wandik dalam perjalanan menuju Kwamki Narama, bertambrakan dengan sepeda motor yang dikendarai Agustinus Kulla yang berboncengan dengan Melianus Murib dari arah berlawanan.

Tabrakan diduga akibat Agustinus tidak mampu mengendalikan kendaraannya karena dalam kondisi mabuk sehingga menabrak motor yang dikendarai Jeams, sehingga keduanya terjatuh.

Sekelompok warga yang diduga teman-teman dari Agustinus yang melihat kejadian langsung datang ke TKP dengan membawa berbagai macam senjata tajam menyerang Jeams Opide beserta rekannya Eki.  Beruntung keduanya dapat menyelamatkan diri, lari bersembunyi kedalam hutan.

Satuan Lantas Polres Mimika, yang datang ke tempat kejadian perkara 2 jam kemudian langsung mengamankan barang bukti dan menemukan Eki serta Jeams yang bersembunyi didalam hutan. Keduanya kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat Timika. Sementara Agustinus beserta Melianus yang keduanya mengalami patah tulang kaki kanan dibawa anggota Lantas Polres Mimika ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Mimika.

Dari keterangan Jeams, saat lari menyelamatkan diri dari kejaran sekelompok warga yang membawa senjata tajam mengaku sempat melihat sebuah motor melintas kearah di TKP. Meski tidak melihat wajah pengendara motor namun ia sempat melihat motor tersebut dihadang oleh warga yang mengejarnya.

Setelah diotopsi, jenasah Henok kemudian diserahkan kepada pihak keluarga. Belum diketahui keterkaitan dua peristiwa yang berurutan ini, dan kasus ini masih dalam penyelidikan aparat kepolisian Polsek Mimika Baru. (ong)

Jumat, 18 Januari 2013

DIHANTAM OMBAK BESAR KM BINTUNI 21 KARAM, 4 AWAK BELUM DITEMUKAN

Saleh (kanan) bersama Saul yang masih menjalani perawatan di IGD RSUD Mimika, 2 dari 11 awak yang selamat dari KM Bintuni 21 yang tenggelam kemarin siang di Muara Poumako, Kabupaten Mimika. Hingga kini tim gabungan dari SAR, TNI AL Lanal Timika bersama Tim Rescue PT Freeport Indonesia masih melakukan pencarian 4 awak lainnya




TIMIKA – 11 orang awak Kapal Motor Bintuni 21, yang kemarin siang tenggelam di Muara Poumako, berhasil ditemukan di Pulau Bidadari oleh tim pencari dari SAR Timika dan tim TNI AL, Lanal Timika, pagi tadi (18/1/2013). Ke-11 awak kapal naas ini kemudian dievakuasi ke Portsite, Pelabuhan Amamapare, pelabuhan laut PT. Freeport Indonesia, sementara 4 orang lainnya belum ditemukan.

Kapal ikan KM Bintuni 21, milik perusahaan ikan asal Avona, Kabupaten Kaimana, kemarin siang sekitar pukul 12.00 WIT, tenggelam di Perairan Muara Poumako Kabupaten Mimika, Papua.

Informasi yang dihimpun di kantor SAR Timika, kejadian pertama kali dilaporkan Gafar, petugas pengawas perikanan Kabupaten Mimika, kemarin sore, bahwa  KM Bintuni 21 asal Kaimana yang akan bersandar di Pelabuhan Poumako Timika dengan awak 15 orang tenggelam di perairan Mimika, dengan koordinat 04° 55’ 416” Lintang Selatan dan 136° 43’ 302” Bujur Timur.

Upaya pencarian yang langsung dilakukan kemarin oleh tim SAR Timika, bersama personil TNI AL dari Lanal Timika, dan PT. Freeport Indonesia, menggunakan beberapa speed boat belum membuahkan hasil.

Tim dari SAR dan TNI AL, akhirnya berhasil menemukan 11 orang awak KM Bintuni 21 di Pulau Bidadari, sekitar pukul 10.00 WIT, setelah sebelumnya 11 orang ini diselamatkan oleh seorang warga yang sedang mencari ikan di Pulau tersebut. Ke-11 orang ini, kemudian dievakuasi ke Portsite, Pelabuhan Amamapare, untuk mendapat perawatan, sementara 2 orang lainnya setelah diperiksa langsung dirujuk ke RSUD Mimika.

Menurut Saleh, salah seorang anak buah kapal (abk) yang selamat, mengatakan kapal ikan ini sudah 8 hari melaut di Perairan Mimika, tapi karena cuaca buruk, angin kencang disertai ombak tinggi, sehingga kapal mencoba berteduh di Pelabuhan Poumako, Mimika.

Naas, saat memasuki muara, kapal ikan ini tiba-tiba dihantam ombak setinggi 4 meter sehingga kapal yang terbuat dari besi ini langsung oleng. Arus muara sungai yang deras mengakibatkan kapal yang oleng langsung tenggelam.

“Waktu kapal mulai tenggelam, kami semua langsung lompat ke laut, menyelamatkan diri. kami terpisah dengan 4 orang lainnya waktu berusaha mengejar perahu sekoci yang terlepas dari kapal. Sedangkan 4 orang teman kami berpegang pada sebuah pelampung, “ urai Saleh dengan raut muka sedih memikirkan nasib rekannya yang belum ditemukan.

Saleh yang sudah 10 tahun bekerja di kapal ikan, mengaku sempat memberikan semangat kepada rekan-rekannya yang mulai putus asa, saat berusaha mengejar perahu sekoci melawan derasnya arus. Setelah 3 jam berusaha akhirnya mereka berhasil mendapatkan sekoci, yang dipakai berpegang selama 8 jam sebelum diselamatkan seorang warga Kamoro sedang mencari ikan di Pulau Bidadari.

Menurut  Saul, rekan Saleh yang dirawat di IGD RSUD Mimika, karena kedua kakinya sempat terbentur saat menyelamatkan diri semalam, menceriterakan sebelum kejadian sekitar 5 kapal ikan beriringan menuju Pelabuhan Poumako, namun ketika melihat KM Bintuni 21 tenggelam, kapal lainnya langsung berputar haluan.

Saul yakin, bahwa kapal ikan lainnya berusaha mencari mereka, namun ia pun sadar situasi tidak memungkinkan saat itu, karena ombak sangat tinggi, ditambah derasnya arus di muara sungai.

4 kru KM Bintuni 21 yang belum ditemukan adalah, George (kepala kamar mesin), Masmuri (koki), Heri dan Nus (kelasi kapal). Hingga sore ini, Tim SAR Timika bersama anggota TNI AL, dan PT Freeport Indonesia masih melakukan pencarian 4 awak kapal lainnya dan saat ini tim pencari mendirikan posko di Portsite, Pelabuhan Amamapare. (ong)

Rabu, 16 Januari 2013

BANJIR PUTUSKAN JALAN TEMBAGAPURA – KAMPUNG WAA BANTI


TIMIKA – Banjir susulan yang terjadi tadi malam di Tembagapura, sehingga pihak PT. Freeport Indonesia kembali memindahkan tempat pelayanan kesehatan sementara Ke Community Hall, karena khawatir air meluap menggenangi Sport Hall.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Banjir yang terjadi di Tembagapura senin lalu, mengakibatkan Rumah Sakit Tembagapura tergenang air bercampur material lumpur dan pasir sehingga pasien dan aktifitas pelayanan kesehatan untuk sementara dipindahkan ke Sport Hall.

Hal ini diungkapkan Kepala Polisi Sektor Tembagapura, AKP Sudirman yang dihubungi melalui ponselnya sore tadi (16/1/2013).

Sementara itu, upaya dari pihak perusahaan untuk memperbaiki fasilitas kota yang rusak paska banjir tertolong dengan menurunnya curah hujan di Tembagapura dan sekitarnya.  
Menurut AKP Sudirman perbaikan jalan raya dan pipa air bersih hampir rampung, sehingga aktifitas pembersihan sejumlah fasilitas yang sempat tergenang air dan lumpur sudah bisa dilakukan.

“Seperti yang kami lakukan saat ini, membersihkan kantor Polsek yang sempat tergenang air dan lumpur,” jelas AKP Sudirman.

Upaya pencarian Fernandez Waker, anak 5 tahun yang hanyut dibawa air, hingga sore tadi belum membuahkan hasil. Menurut Sudirman, pihaknya hanya bisa memperkirakan posisi korban karena derasnya arus air pada saat kejadian, namun pihaknya tetap melakukan pencarian saat melakukan pembersihan fasilitas kota.

JALAN PENGHUBUNG TEMBAGAPURA – KAMPUNG WAA BANTI PUTUS

Banjir yang terjadi senin kemarin, juga memutus akses jalan darat satu-satunya dari Tembagapura menuju Kampung Waa Banti. Besarnya debit air sehingga Kali Utikini meluap dan mengakibatkan beberapa ruas jalan mengalami longsor.

Meski Kampung Waa Banti terisolasi namun AKP Sudirman tetap yakin tidak akan terjadi kekurangan bahan makanan karena sudah ada koperasi yang memiliki gudang penampung yang menyuplai bahan makanan bagi 3000-an warga di Kampung Waa Banti.

Menurut Kapolsek Tembagapura, AKP Sudirman perbaikan jalan darat menuju Kampung Banti baru bisa dilakukan, setelah pihak PT. Freeport Indonesia, yang memiliki alat berat selesai memperbaiki fasilitas Kota Tembagapura yang rusak. (ong)

DUALISME KETUA DPC GOLKAR MIMIKA, KAMPANYE HMS-YOP TERBAGI DUA



TIMIKA –Dualisme kepemimpinan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Golkar Mimika, mengakibatkan pelaksanaan kampanye pasangan Habel Melkias Suwae dan Yop Kogoya terpaksa dilaksanakan di 2 tempat berbeda di Kota Timika, Kabupaten Mimika.

Kampanye pasangan HMS-Yop yang diusung koalisi Bangun Papua dengan hati dan kasih, Selasa (15/1/2013) diadakan di Lapangan Timika Indah dan Lapangan Jayanti Timika.

Kampanye yang diadakan di Lapangan Jayanti Timika yang digelar oleh kubu Trifena Tinal yang dimulai sejak pagi hingga siang, berlangsung meriah dan dihadiri sekitar 2500-an massa pendukung. Sementara kampanye yang sama digelar di Lapangan Timika Indah oleh kubu Eltinus Umaleng yang dihadiri 2000-an massa pendukung berlangsung sejak siang hingga sore hari.

Dalam kampanye yang digelar di dua tempat ini, dihibur oleh artis ibukota Edo Kondologit dan Trio Macan yang disambut antusias dari massa yang sebagian besar ingin menonton hiburan.

Orasi politik yang disampaikan, Habel Melkias Suwae (HMS) di Lapangan Jayanti dan Lapangan Timika Indah menyatakan bahwa seorang pemimpin, gubernur, walikota ataupun bupati adalah orang yang dipilih dan dipercaya oleh rakyat karenanya mereka harus menjadi pelayan bagi rakyat. Habel menekankan bahwa sungguh menjadi dosa besar jika amanah yang diberikan oleh rakyat untuk memimpin ini kemudian disalahgunakan bahkan meninggalkan rakyat yang sudah memberikan kepercayaan.

Sejumlah permasalahan yang menjadi “jualan politik” HMS dalam orasinya seperti peningkatan indeks kualitas hidup warga Papua yang masih sangat rendah dengan peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan. Selain itu Habel juga menekankan perlunya stabilitas keamanan sehingga tercipta rasa aman bagi warga yang hidup di Papua.

Kepada massa pendukungnya HMS meminta kepada penduduk asli Papua ataupun pendatang untuk bersama-sama membangun Papua. Terkait pemekeran HMS juga menyatakan bahwa pihaknya akan mendukung kemungkinan pemekaran terhadap daerah yang dianggap layak seperti Kabupaten Mimika yang memiliki APBD 1,5 triliun rupiah.

Berbeda dengan kampanye pasangan Lukmen yang yang diguyur hujan disertai petir, kampanye HMS-Yop justru berlangsung ditengah panas terik. Meski berlangsung di dua tempat namun pelaksanaan pasangan nomor urut 6 ini, tetap berlangsung meriah dan berjalan dengan aman. (ong)

Selasa, 15 Januari 2013

KLEMEN TINAL : PROGRAM 100 HARI?? NANTI AJA LAH

TIMIKA – Kampanye adalah tempat calon pemimpin untuk memaparkan visi misi dan program yang akan dibuat selama masa kepemimpinannya, yang bertujuan meyakinkan pemilih dan menjadi ukuran tingkat keberhasilan setelah menjalankan tugas.

Bahkan untuk merebut hati pemilih tak jarang seorang pemimpin membuat program 100 hari yang akan dicapai diawal kepemimpinannya. Sesuatu yang sering ditemukan dalam kampanye calon Bupati atau Gubernur bahkan Presiden di Indonesia.

Mungkin ini tidak berlaku bagi Klemen Tinal, calon wakil gubernur Papua yang berpasangan dengan Lukas Enembe, yang diusung Koalisi Papua Bangkit.

Dalam jumpa pers yang diadakan pasangan Lukas Enembe-Klemen Tinal (Lukmen) di Hotel Cenderawasih, Timika Minggu malam (13/1/2013) Klemen menolak menjawab pertanyaan terkait program 100 hari jika terpilih menjadi gubernur Papua.

“Nanti ajalah, ini masih dalam konteks kampanye. Jadi situasi lagi kampanye sebaiknya sesuatu yang bersifat praktis bukan bersifat program. Jadi jawaban untuk itu kalau sudah terjadi,” jelas Klemen Tinal yang masih menjabat sebagai Bupati Kabupaten Mimika.

Terkait aspirasi pemekaran yang marak di Papua, Klemen menyatakan bahwa mereka tidak anti pemekaran. “Papua selatan mau jadi propinsi kita siap dukung, semua dan lain sebagainya secara praktis-praktis ya,” jelas Klemen.

Pasangan Lukas Enembe-Klemen Tinal yang sore tadi melakukan kampanye di Lapangan Timika Indah, Kota Timika, adalah pasangan nomor urut 3 dari 6 pasang calon yang bersaing memperebutkan kursi Gubernur Papua.

Pemilihan gubernur Papua akan dilaksanakan pada 29 Januari mendatang dan akan diikuti oleh 2.713.465 pemilih dari 28 kabupaten dan 1 kotamadya di propinsi Papua.(ong)