Jumat, 08 Maret 2013

PULUHAN LAPAK PKL DIBONGKAR PAKSA SATPOL PP


TIMIKA – Puluhan lapak pedagang kaki lima (PKL), disejumlah tempat di Kota Timika, dibongkar paksa Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemda Mimika, siang tadi (8/3/2013).

Dari pantauan di lapangan, Petugas Satpol PP mulai menyisir lapak PKL yang terletak dipinggir Jalan Cenderawasih hingga Jalan Bhayangkara khususnya yang berjualan ditanah kosong bekas pasar swadaya yang rencananya akan dijadikan taman kota.  

Koordinator Lapangan Satpol PP, Anderias N mengatakan penertiban yang dilakukan hari ini khususnya terhadap para pedagang yang berjualan secara liar sehingga mengganggu ketertiban umum.

Sebelumnya menurut Anderias, pihaknya sudah melakukan sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Mimika Nomor 12 Tahun 2012 tentang pembinaan dan penataan PKL, namun tidak diindahkan para pedagang, sehingga dilakukan pembongkaran paksa.

“Para pedagang ini akan direlokasi ke Pasar Sentral Timika, menempati tempat yang sudah disediakan pemerintah daerah. Mengenai pengaturan lebih lanjut akan ditangani dinas terkait,” jelas Anderias.

Ditambahkan Anderias, penertiban terhadap PKL tidak hanya dilakukan pada hari ini saja, tapi akan menjadi kegiatan rutin dari Satpol PP, khususnya menertibkan para pedagang liar dan pasar dadakan yang tersebar dibeberapa tempat di Kota Timika.

Sebelum dilakukan penertiban ini, sudah beberapa kali pedagang pasar sentral Timika melakukan unjuk rasa, memprotes maraknya pedagang liar dan pasar dadakan di sejumlah tempat di Kota Timika yang mengakibatkan jualan mereka tidak laku. (ong)

NENEK BERUMUR 59 TAHUN DIRINGKUS BERSAMA 54 PAKET SHABU


TIMIKA – Seorang Nenek berumur 59 tahun diciduk Satuan Narkoba Polres Mimika, setelah tertangkap menyimpan 54 paket narkotika jenis shabu di rumahnya di Jalan Cenderawasih, jalur 2, Kampung Timika Jaya Satuan Pemukiman (SP) 2 Timika, siang tadi (8/3/2013).

Nenek berinisial NN ditangkap bersama dua orang lainnya setelah rumahnya digerebek Tim Satuan Narkoba Polres Mimika yang dipimpin Kepala Satuan Narkoba Polres Mimika, AKP Mursaling. Dalam penggerebekan ini, polisi menyita 54 paket shabu masing-masing seberat 0,2 gram, sebuah telepon seluler dan tas jinjing berwarna merah.

Usai melakukan penggerebekan kepada wartawan AKP Mursaling menyatakan bahwa sebelum melakukan penggerebekan, pihaknya melakukan pengintaian dan penyelidikan terhadap tersangka NN selama sepekan. Ia mengaku mendapat informasi dugaan adanya transaksi narkoba di rumah NN dari informan yang terpercaya.

AKP Mursaling menyatakan bahwa saat ini pihaknya masih mendalami kasus ini, dan melakukan pemeriksaan intensif terhadap NN dan dua orang saksi lain. Menurutnya pihaknya akan terus mengembangkan kasus ini, terkait kemungkinan ada pelaku-pelaku lain dan untuk membongkar jaringan peredaran barang haram ini di Kota Timika.

“Akibat kepemilikan 54 paket shabu-shabu dengan total seberat 10,8 gram, NN terancam hukuman penjara maksimal 20 tahun berdasarkan Pasal 112 ayat (2) dan Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika,” Jelas AKP Mursaling. (ong)

Kamis, 07 Maret 2013

OKNUM APARAT HAMBAT PENGAWASAN BALAI KARANTINA


TIMIKA – Dalam beberapa bulan terakhir, Stasiun Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Timika, menemukan banyak hewan berpenyakit yang masuk ke Timika, Kabupaten Mimika. Menurut Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Timika, Abdul Rahman, petugas karantina yang berada di bandara dan pelabuhan beberapa kali menemukan hewan yang berpenyakit eksotik.

Seperti yang terjadi pekan lalu, petugas karantina di Bandara Mozes Kilangin Timika, mengamankan dan langsung memusnahkan 34 box day old chick (DOC) atau bibit ayam, yang terinfeksi virus Avian Influenza (AI).

Menanggapi, temuan sejumlah sapi yang diduga mengidap brucellosis, Abdul Rahman menduga hewan ternak ini didatangkan dari Maluku oleh para pengusaha melalui pelabuhan Poumako, Timika. Namun ia mengaku, petugas karantina di lapangan sering kesulitan untuk mengawasi masuknya ternak yang berpenyakit, karena para pengusaha diback up oleh oknum aparat.    

“Sering, petugas kami sering terkendala dalam melakukan pengawasan hewan yang masuk karena pegusaha hewan dibacking oknum aparat. Sekarang agak sulit untuk berkoordinasi dengan TNI-Polri karena masing-masing memiliki Polisi Militer,” urai Abdul Rahman yang ditemui di ruang kerjanya siang tadi (7/3/2013).

Abdul Rahman berharap, warga yang hendak mengirim atau mendatangkan hewan atau tumbuhan, agar diperiksakan dulu di karantina, baik di daerah asal ataupun di daerah tujuan.

Sebelumnya sepekan kemarin, Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Pertanian Kabupaten Mimika, John Wiclif Tegay menyatakan menemukan sapi yang diduga mengidap brucellosis, di Kampung Naena Muktipura, Satuan Pemukiman VI, Timika, Kabupaten Mimika. (ong)  

ANAK BUAH KAPAL KM MUSDALIFA BELUM DITEMUKAN


TIMIKA – Hingga hari kelima pencarian Philipus Eipepa, anak buah kapal (ABK) KM Musdalifa, belum membuahkan hasil. Pada pencarian yang dilakukan kemarin (6/3/2013), tim SAR gabungan, yang menggunakan 2 perahu karet melakukan pencarian dari muara Agats menuju muara Bokap, Pulau Baru hingga muara Atsy. Dalam operasi ini  selain melakukan pencarian di perairan, tim SAR juga menyusur pesisir pantai.

Sementara itu, dalam pertemuan yang diadakan di Pos SAR Agats, Kabupaten Asmat, usai operasi pencarian kemarin malam, Keluarga Philipus Eipepa didampingi pemilik Kapal Motor (KM) Musdalifa, meminta tim SAR menghentikan operasi pencarian karena menganggap operasi pencarian sudah tidak efektif lagi.

Menurut Kepala Sub Seksi Operasi SAR Timika, Karel Rony Ileng bahwa meski sudah ada permintaan untuk menghentikan operasi pencarian, namun sesuai aturan pencarian harus dilakukan selama 7 hari.

“Sekarang pencarian baru hari kelima tersisa dua hari lagi. Saya sudah mengarahkan pos SAR di Agats, untuk tetap memantau kegiatan ini, dengan berkoordinasi dengan para nelayan ataupun kapal-kapal yang berlayar dari Agats menuju Atsy termasuk Dinas Perhubungan Asmat,” jelas Karel yang ditemui di Kantor SAR Timika siang tadi (7/3/2013).

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Philipus Eipepa, ABK KM Musdalifa hanyut terbawa ombak setelah melompat membawa jeriken, menduga kapalnya akan terbalik dihantam ombak di Muara Agats, Minggu kemarin (3/3/2013). Kejadian ini hanya berselang beberapa jam setelah KM Valentine kandas setelah dihantam ombak di Muara Agats. (ong)

Selasa, 05 Maret 2013

TAK BISA SEKOLAH SISWA SMP NEGERI 8 TIMIKA UNJUK RASA


TIMIKA – Proses belajar mengajar terhambat akibat sengketa lahan sekolah, ratusan siswa bersama guru sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 8 Timika, melakukan unjuk rasa ke kantor DPRD Mimika siang tadi (5/3/2013) .

Dalam unjuk rasa ini, ratusan siswa membawa sejumlah poster yang berisi tuntutan agar pemerintah daerah segera menyelesaikan sengketa tanah lahan sekolah, sambil berteriak-teriak meminta agar palang sekolah bisa dibuka dan mereka bisa kembali belajar.

Kepada Kepala Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika, Ausilius You, yang didampingi Kapolres Mimika, AKBP Jermias Rontini, perwakilan siswa SMP Negeri 8 Timika, menyampaikan permintaan agar sekolah mereka bisa cepat dibuka, sehingga mereka bisa kembali belajar, terlebih saat ini sudah memasuki masa ujian.

“Kami ingin belajar tapi kenapa sekolah kami dipalang. Setiap hari kami menghabiskan uang ojek ke sekolah, tapi kami tidak bisa belajar. Kami sudah rugi dengan ilmu yang tidak kami dapat,” teriak salah seorang siswa yang disambut sorak dari rekan-rekannya.

Kepada para siswa, AKBP Jermias Rontini berjanji akan secepatnya melakukan dialog dengan Melki Jitmau selaku pemilik lahan, dan berjanji berupaya agar besok siswa dapat kembali melakukan proses belajar mengajar, khususnya siswa kelas 9 yang seharusnya mengikuti ujian praktek sejak Senin kemarin.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika, Ausilius You menyayangkan pemalangan yang dilakukan oleh Melki Jitmau. Menurutnya pemilik lahan harusnya mematuhi kesepakatan saat mengadakan pertemuan dengan Wakil Bupati Mimika dan tidak mengganggu proses belajar mengajar. Pihaknya mengaku tidak tahu adanya sengketa tanah ini, karena menurut Ausilius permasalahan lahan sudah diselesaikan Dinas Pertanahan Kabupaten Mimika.

Sebelumnya, sejak Rabu lalu (27/2/2013) Melki Jitmau, pemilik lahan bangunan SMP Negeri 8 Timika, melakukan pemalangan bangunan sekolah yang terletak di Jalan Hasanuddin, Kampung Inauga. Melki menuntut agar Pemerintah Daerah segera membayar ganti rugi lahan, sesuai putusan Pengadilan Negeri Timika.

Informasi yang dihimpun, Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika belum mau membayar ganti rugi, karena saat ini masih dalam proses banding ke Pengadilan Tinggi di Jayapura. (ong)

WASPADA BRUCELLOSIS, SAPI HARUS DIPERIKSA SEBELUM DIPOTONG


TIMIKA – Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Mimika, John Wiclif Tegay meminta kepada peternak sapi di Kabupaten Mimika, agar memeriksakan sapi, satu bulan sebelum dilakukan pemotongan.

Hal ini disampaikan John Wicklif terkait temuan survei Dinas Peternakan bersama Balai Karantina Hewan Kabupaten Mimika, yang menemukan sejumlah sapi mengidap brucellosis di Kampung Naena Muktipura, Satuan Pemukiman (SP) VI, Timika, Kabupaten Mimika.

Sebelumnya John Wiclif menyampaikan temuan adanya indikasi sapi terjangkit brucellosis di Kabupaten Mimika saat menghadiri pengiriman 74 ekor sapi untuk peternakan rakyat ke Distrik Agimuga oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK) di Kampung Pigapu Minggu kemarin (3/3/2013). 

Brucellosis adalah penyakit pada sapi atau kerbau yang disebabkan oleh bakteri brucella yang bisa menular kepada manusia atau tergolong zoonosis. Menurut John Wiclif penyebaran penyakit ini sangat cepat dan hingga kini belum ditemukan cara pengobatannya.

Penularan brucellosis kepada manusia umumnya dengan mengkonsumsi organ dalam hewan yang mengandung bakteri brucella, ataupun melalui kotoran hewan yang terkena brucellosis mengenai luka di kulit manusia. Dampak yang paling berbahaya jika tertular brucellosis pada ibu hamil, yang akan mengalami keguguran.

Lebih lanjut, John mengatakan bahwa Dinas Peternakan Kabupaten Mimika pada tahun ini berencana untuk turun langsung melakukan pemeriksaan sapi dan kerbau di Kabupaten Mimika. “Dalam survey nanti, jika ditemukan sapi yang mengidap brucellosis akan langsung dipotong paksa. Daging bisa dikonsumsi tapi organ bagian dalam harus dimusnahkan, dengan cara dibakar,” jelasnya.

John mengaku hingga kini belum dapat melakukan pemeriksaan ke lapangan karena dana dari APBD Kabupaten Mimika 2013, belum dicairkan. Sementara pihaknya membutuhkan dana kompensasi pembayaran hewan jika dilakukan pemotongan paksa. (ong)

STASIUN METEOROLOGI TIMIKA PERINGATKAN POTENSI GELOMBANG DI ARAFURU

TIMIKA – Stasiun Meteorologi Timika, menghimbau warga yang akan berlayar di Laut Arafuru untuk berhati-hati dan lebih sering memantau kondisi cuaca, mengingat adanya potensi gelombang tinggi di perairan tersebut.

Forecaster Stasiun Meteorologi Timika, Sony Hartono menyatakan hasil pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada potensi gelombang tinggi dengan rata-rata ketinggian 1,5 hingga 2,5 meter dan maksimal bisa mencapai 6 meter.

Lebih lanjut menurut Sony, gelombang tinggi ini akibat titik-titik tekanan udara rendah (low pressure area) di sekitar Australia sehingga angin masih bergerak ke daerah yang bertekanan rendah ini. Dampaknya Laut yang berada di Selatan Indonesia akan bergelombang, seperti Laut Arafuru.

“Saya sempat kaget melihat ada 4 titik daerah bertekanan rendah di selatan Indonesia. Hal yang sangat jarang terjadi, biasanya hanya 1 atau 2 titik saja. Tidak mengherankan jika cuaca panas,” Jelas Sony yang ditemui di Kantor Stasiun Meteorologi Timika, Bandara Mozes Kilangin, siang tadi (5/3/2013).

Sementara itu, dampak siklon tropis di Kabupaten Mimika, khususnya Kota Timika menurut Sony adalah cuaca panas dan berkurangnya curah hujan. Dalam 2 pekan ini curah hujan sangat rendah, hal yang jarang sekali terjadi di Timika yang dalam kondisi normal hampir setiap hari diguyur hujan. (ong)

SEMUA PENUMPANG DAN KRU KM VALENTINE BERHASIL DIEVAKUASI, SATU ABK KM MUSDALIFA MASIH HILANG

TIMIKA – Tim Basarnas Pos Agats, Kabupaten Asmat berhasil melakukan evakuasi semua penumpang dan kru kapal perintis, Kapal Motor (KM) Valentine yang kandas di muara Agats dalam perjalanan dari Timika menuju Agats, Kabupaten Asmat Minggu kemarin (3/3/2013).

Menurut penjelasan Karel Rony Ileng, Kepala Sub Seksi Operasi SAR Timika, yang ditemui di Kantor SAR Timika, siang tadi (5/3/2013), kejadian ini pertama kali dilaporkan oleh Tasman, pegawai Dinas Perhubungan Asmat dengan lokasi kejadian pada koordinat 05° 32’ 000” Lintang Selatan dan 138° 03’ 000” Bujur Timur.

Tim Basarnas, pos Agats yang langsung melakukan pencarian dengan menggunakan KM Siret, berhasil mengevakuasi 28 orang penumpang. Namun proses evakuasi hanya dapat dilakukan satu kali, karena terkendala cuaca buruk.

Pada hari Senin (4/3/2013), tim Basarnas Pos Agats kembali melakukan evakuasi dengan menggunakan 4 kapal motor, dan berhasil mengevakuasi 95 orang penumpang dan kru kapal. Dari total 123 orang penumpang dan kru KM Valentine, yang dievakuasi 4 orang diantara dalam kondisi sakit, sehingga langsung dibawa ke RSUD Asmat.

Pada hari yang sama dengan kejadian KM Valentine, SAR pos Agats juga menerima laporan seorang anak buah kapal (ABK) KM Musdalifa, melompat dari kapal dan hanyut dibawa ombak. Informasi dari Kapten KM Musdalifa, kepada tim SAR, Philipus Eipepa, melompat membawa jerigen, menduga kapal akan terbalik dihantam ombak.

Dijelaskan Karel, dari laporan tim SAR pos Agats, upaya pencarian ABK KM Musdalifa lambat akibat terjadi kesalahpahaman saat menerima laporan. Upaya pencarian baru dilakukan hari ini, dengan menggunakan 2 perahu karet, masing-masing membawa 5 personil yang melibatkan semua potensi SAR, dari Dinas Perhubungan Asmat, Kepolisian dan warga setempat. “Siang ini, pencarian sudah dilakukan dengan 2 armada perahu karet. Pertama pencarian dilakukan kearah pantai Kasuari, dan kedua dari Agats menuju Pulau Tiga,” jelas Karel.

Karel menyatakan masih menunggu laporan hasil pencarian hari ini, dengan tim SAR pos Agats, Kabupaten Asmat, yang berada dibawah koordinasi SAR Timika. (ong)

Senin, 04 Maret 2013

SPBU HASANUDDIN TERINDIKASI MELAKUKAN PENCURIAN BBM BERSUBSIDI


TIMIKA – Kepala Bidang Pembinaan Penertiban Dagang dan Industri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mimika, Suharso menuding pemindahan premium dari tangki tanam SPBU ke tangki truk Pertamina oleh pengelola SPBU Hasanuddin beberapa waktu lalu sebagai tindakan pencurian. Ia berharap aparat Kepolisian bersama Pertamina segera memproses lebih lanjut kasus ini.

“Alasan pihak SPBU Hasanuddin yang mengatakan pemindahan premium dari tangki tanam SPBU ke tangki truk Pertamina karena kerusakan mesin nozzle, tidak masuk akal. Jika benar rusak, maka tidak dapat dilakukan pengisian premium. Dan secara aturan jika terjadi kerusakan mesin nozzle harus dilaporkan kepada Pertamina atau Disperindag setempat,” jelas Suharso yang dihubungi melalui telepon selulernya tadi.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Mimika Baru, AKP Nur Bakti yang ditemui di Mapolsek Mimika Baru siang tadi (4/3/2013), mengatakan proses penyelidikan masih terus berlanjut dan masih berkoordinasi dengan instansi lain yang berwenang.

Menurut AKP Nur Bakti yang sempat melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina Jayapura terkait kasus ini, menyatakan bahwa tindakan pengelola SPBU Hasanuddin telah menyalahi prosedur. “Pihak Pertamina Jayapura akan melakukan pemanggilan pengelola SPBU Hasanuddin, untuk dilakukan pemeriksaan sejauh mana pelanggaran yang dilakukan,” jelas AKP Nur Bakti.

Sebelumnya, pada Jumat malam (15/2/2013) lalu, petugas Disperindag Kabupaten Mimika menangkap basah pengelola SPBU Hasanuddin melakukan pemindahan premium dari tangki tanam SPBU ke tangki truk Pertamina. Sebelum dihentikan, sudah 1500 liter premium dipindahkan ke tangki truk Pertamina yang berukuran 8000 liter dengan menggunakan 4 selang pengisi dari 2 mesin nozzle.

Aksi penyelundupan BBM diduga marak terjadi di Kota Timika sehingga tak heran jika sering terjadi kelangkaan BBM seperti yang terjadi pada bulan April dan Desember tahun lalu. Sejumlah kendaraan dengan tangki modifikasi dengan leluasa membeli premium subsidi disejumlah SPBU di Kota Timika. Minimnya pengawasan dan kenekatan pelaku karena tergiur keuntungan tinggi dengan menjual di daerah pedalaman Papua sehingga aksi penyelundupan BBM ini terus berlangsung. (ong)

SURVEI DINAS PETERNAKAN TEMUKAN HEWAN PENGIDAP BRUCELLOSIS DI TIMIKA

TIMIKA – Survei yang dilakukan Dinas Peternakan bersama Balai Karantina Hewan Kabupaten Mimika menemukan sejumlah hewan mengidap brucellosis di Kampung Naena Muktipura, Satuan Pemukiman (SP) VI, Timika, Kabupaten Mimika.

Hal ini disampaikan John Wiclif Tegay, Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Pertanian Kabupaten Mimika, pada pengiriman 74 ekor sapi untuk peternakan rakyat ke Distrik Agimuga bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK) di Kampung Pigapu siang tadi (3/3/2013). 

Menurut John Wiclif, meski belum ada kasus hewan terjangkit brucellosis namun adanya temuan survei 2012 lalu, sehingga pihaknya akan turun langsung melakukan pemeriksaan hewan di Kabupaten Mimika.

“Dalam survey nanti, jika ditemukan sapi yang mengidap brucellosis akan langsung dipotong paksa. Daging bisa dikonsumsi tapi organ bagian dalam harus dimusnahkan, dengan cara dibakar,” jelas John Wiclif.

Lebih lanjut menurut John Wiclif, proses pemeriksaan ini harusnya cepat dilakukan, karena proses penularan brucellosis berlangsung sangat cepat. Brucellosis yang ditularkan melalui bakteri brucella bisa menular kepada hewan ataupun manusia.

Penularan brucellosis kepada manusia umumnya dengan mengkonsumsi organ dalam hewan yang mengandung bakteri brucella, ataupun melalui kotoran hewan yang mengenai luka di kulit. Hingga kini penyakit yang tergolong zoonosis ini belum bisa diobati, bahkan untuk ibu hamil yang tertular brucellosis akan mengalami keguguran.

John berharap dana dari APBD Kabupaten Mimika 2013, bisa secepatnya dicairkan sehingga pihaknya dapat secepatnya melakukan pemeriksaan hewan untuk mencegah penularannya kepada manusia dan hewan lainnya. (ong)

PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN TAK JALAN SUMBER KETIDAKPUASAN WARGA


TIMIKA – Sejumlah pihak menilai, lemahnya pemerintah daerah dalam melaksanakan roda pemerintahan mengakibatkan timbul gejolak ditengah masyarakat, akibat ketidakpuasan yang tidak menemukan jalan keluar.

Seperti aksi penyerangan kelompok sipil bersenjata yang mengakibatkan 4 warga sipil dan 8 anggota TNI meninggal dunia di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak dan Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, pekan lalu (21/2/2013).

Uskup Timika, Mgr John Philip Saklil, Pr, yang ditemui siang tadi (28/2/2013) di ruang kerjanya, mengaku prihatin setiap persoalan di Papua harus berakhir dengan kekerasan, bahkan dengan jatuhnya korban jiwa. Menurutnya seharusnya tokoh-tokoh pemerintahan setempat yang memegang peranan penting untuk memediasi segala aspirasi masyarakat. Namun dalam kenyataannya justru pemerintah alpa, sehingga masyarakat harus berhadapan dengan aparat. Tidak mengherankan jika warga bertindak dengan cara-cara militer.

Ditambahkan John Saklil, di Papua hampir setiap permasalahan yang dialami oleh warga, entah dengan perusahaan ataupun akibat kelalaian pemerintah, akan berhadapan dengan aparat, sehingga kita seolah dalam situasi perang.

“Banyak daerah di pedalaman Papua yang terisolir, hanya ada pos Tentara atau Polisi. Sementara aparat Kampung ataupun Distrik/ Kecamatan tidak pernah berada ditempat. Sehingga tentara atau polisi, itulah yang menjadi camat, jadi kepala kampung. Tidak mengherankan jika terjadi permasalahan, warga langsung berhadapan dengan aparat,” jelas John Saklil yang cukup lama bekerja di daerah Pegunungan Tengah Papua.

John Saklil berharap agar kejadian yang berlangsung pekan lalu bisa diusut tuntas, dan bisa bisa menemukan akar permasalahannya sehingga bisa diselesaikan secara manusiawi. Ia khawatir jika kasus tersebut tidak terselesaikan, kejadian serupa akan terus berulang.

Hal senada diungkapkan Ketua Komisi A, DPRD Mimika, Athanasius Allo Rafra, yang menilai kasus yang terjadi pekan lalu, bukanlah kasus yang pertama di Papua. Bahkan menurutnya pernah ada yang lebih bergejolak sehingga ia sangat yakin permasalahan ini sangat bisa untuk diselesaikan.

“Buktinya, hanya beberapa daerah saja di pegunungan yang bergolak, ada apa? Apakah karena pembangunan tidak berjalan baik. Oleh karena itu perlu ada evaluasi terhadap daerah, terhadap pemerintah daerah setempat dan aparat keamanan yang bertugas. Apakah ini ada permainan ataukah karena kelalaian mereka,” jelas Allo Rafra, yang pernah menjabat Kepala Biro Pemerintahan Propinsi Papua.

Allo berharap selain melakukan evaluasi terhadap pemerintah daerah setempat, juga harus mendorong pembangunan khususnya didaerah yang sangat terisolir, karena menurutnya hampir semua warga Papua menginginkan pembangunan di daerah mereka. (ong)

POLDA PAPUA ANTISIPASI PENYERANGAN SIPIL BERSENJATA DI DAERAH LAIN


TIMIKA – Kepolisian Daerah Papua sedang melakukan langkah-langkah preventif ke wilayah-wilayah yang berpotensi kerawanan aksi kelompok sipil bersenjata untuk meningkatkan kewaspadaan, menyusul penyerangan anggota TNI di Distrik Tingginambut, Puncak Jaya dan Distrik Sinak Kabupaten Puncak, pekan lalu.

Hal ini diungkapkan Kapolda Papua, Irjen Pol Tito Karnavian dalam kunjungan kerjanya di Timika, usai melakukan pertemuan tertutup dengan jajaran Polres Mimika dan Satgas Pengamanan Objek Vital PT Freeport Indonesia.

Irjen Pol Tito Karnavian mengaku telah mengetahui kelompok sipil bersenjata pelaku penembakan warga sipil dan anggota TNI di Kabupaten Puncak dan Puncak Jaya, pekan lalu. Namun menurut Tito pihaknya tidak serta merta untuk langsung melakukan penangkapan namun terlebih dahulu melakukan pengamanan wilayah dan selanjutnya melakukan investigasi.

Ditemui di Hotel Rimba Papua, Timika disela kunjungan kerjanya siang tadi (28/2/2013), Tito menyatakan bahwa,“berdasarkan analisa dari Kepolisian Daerah Papua, kelompok sipil bersenjata pelaku penyerangan di Kabupaten Puncak dan Puncak Jaya pekan lalu, mempunyai keterkaitan erat. Bahkan kelompok ini juga terkait dengan kelompok sipil bersenjata yang kerap “beraksi” di areal perusahaan PT. Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika”.

Dalam upaya mengungkap motif dan menangkap pelaku penyerangan, Tito mengaku berkoordinasi dengan pihak TNI untuk melakukan penguatan di Kabupaten Puncak dan Kabupaten Puncak Jaya, dengan melakukan penambahan personil organik dari daerah lain di Papua. Selain itu Kepolisian juga akan fokus untuk menyelesaikan dan mengamankan tahapan-tahapan pilkada di Kabupaten Puncak, yang disinyalir menjadi penyebab penyerangan bersenjata ini.

“Saat ini sejumlah besar pasukan TNI-Polri sudah diterjunkan ke Kabupaten Puncak dan Puncak Jaya. Cukup banyak dari rekan-rekan TNI, yang akan melakukan pengamanan agar wilayah tersebut terkendali aman, dan agar kelompok bersenjata ini mundur dan dapat dilakukan langkah-langkah investigasi,” Jelas Tito yang enggan menyebut jumlah pasti personil yang diterjunkan.

Sebelumnya pekan lalu, kelompok sipil bersenjata melakukan penyerangan diwaktu yang hampir bersamaan di Distrik Tingginambut, Puncak Jaya dan Distrik Sinak, Kabupaten Puncak yang mengakibatkan 4 warga sipil dan 8 anggota TNI meninggal dunia, serta 2 lainnya terluka. (ong)

KAPOLDA PAPUA BENARKAN PENGEJARAN KELOMPOK SIPIL BERSENJATA DI PANIAI


TIMIKA – Kapolda Papua, Irjen Pol Tito Karnavian membenarkan kontak tembak dan pengejaran terhadap 3 orang kelompok sipil bersenjata di Bukit Bobairo, Distrik Paniai Timur, Enarotali, Kabupaten Paniai, Selasa lalu (25/2/2013).

Hal ini diungkapkan Kapolda Papua, usai melakukan pertemuan tertutup dengan jajaran Kepolisian Resort Mimika, dan Satgas Pengamanan Objek Vital PT. Freeport Indonesia, di Hotel Rimba Papua siang tadi (28/2/2013).

Menurut Tito, dalam pengejaran tersebut, ditemukan barang bukti berupa amunisi, HT, Handphone dan beberapa anak panah. Sementara 2 orang yang sempat diamankan ke Mapolres Paniai setelah dilakukan pemeriksaan diketahui sebagai bagian dari kelompok sipil bersenjata ini.

“Iya ada pengejaran di Paniai. Ada dua orang yang kita amankan dan sudah kita lakukan proses hukum, ditahan, ya otomatis sebagai tersangka. Dalam penangkapan ini ditemukan barang bukti peluru,” jelas Tito yang masih enggan menyebutkan dari kelompok mana.

Lebih lanjut Tito menjelaskan kelompok sipil bersenjata yang ada di Papua tidak semua mempunyai ideologi yang sama. Seperti sering beraksi di Paniai, kerap meresahkan warga setempat dengan melakukan pemerkosaan anak dibawah umur, ataupun melakukan pemerasan kepada warga setempat.

Seperti yang diberitakan sebelumnya sempat terjadi kontak tembak antara tim gabungan TNI-Polri yang beranggota 30 personil dengan 3 anggota kelompok sipil bersenjata di Bukit Bobairo, Distrik Paniai Timur, Enarotali Kabupaten Paniai Kamis lalu. Satu orang anggota sipil bersenjata sempat terkena tembakan namun ketiganya berhasil melarikan diri dengan speed boat ke Kampung Kebo. (ong)

1 ORANG TERLUKA DALAM KONTAK TEMBAK DI ENAROTALI


TIMIKA – Satu orang tertembak dalam kontak tembak antara tim Gabungan TNI-Polri dengan 3 orang yang diduga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Bukit Bobairo, Distrik Paniai Timur, Enarotali Kabupaten Paniai siang tadi (25/02/2013). Sempat dilakukan pengejaran namun tiga orang yang membawa 2 senjata laras panjang ini berhasil meloloskan diri dengan speed boat ke Kampung Kebo.

Menurut informasi yang dihimpun, kejadian ini berawal dari laporan warga kepada anggota Kepolisian Resort Paniai, bahwa 3 orang yang diduga anggota OPM membawa 2 pucuk senjata laras panjang mendarat samping Bukit Bobairo, Distrik Paniai Timur, Enarotali.

Menerima laporan ini, 30 personil gabungan dari Polres Paniai, Brimob dan anggota TNI yang dipimpin Kapolres Paniai, AKBP Semmy Ronny Abaa, langsung melakukan penyisiran dan pengejaran ke Gunung Bobairo, tidak jauh dari ujung landasan Bandar Udara Enarotali.

Saat dilakukan pengejaran 3 orang ini bersembunyi di rumah warga dan sempat terjadi kontak tembak dengan tim gabungan. 1 orang yang diduga anggota OPM ini terkena tembakan di kaki, namun ketiganya berhasil meloloskan diri ke Kampung Kebo dengan menggunakan speed boat melalui Danau Paniai.

Sebuat HT, telepon genggam serta sejumlah anak panah diamankan tim gabungan saat menggeledah rumah yang sempat menjadi persembunyian 3 orang tersebut. Sementara 2 orang warga yang berada di rumah tersebut diamankan untuk dimintai keterangan di Mapolres Paniai. Akibat kejadian ini, situasi di Kota Enarotali cukup mencekam, karena warga khawatir serangan balasan.

Hingga kini Kapolres Paniai, AKBP Semmy Ronny Abaa, belum dapat dikonfirmasi terkait kejadian siang tadi.

Pada periode Juli hingga Agustus 2012 lalu, sempat terjadi penembakan terhadap anggota Polres Paniai dan sejumlah warga sipil di Kabupaten Paniai dan Kabupaten Deiyai, pemekaran dari Kabupaten Paniai. (ong)

FP3T KUTUK PENEMBAKAN DI SINAK DAN TINGGINAMBUT


TIMIKA – Forum Pemerhati Pembangunan Papua Tengah (FP3T) mengutuk dan mengecam penembakan terhadap warga sipil dan TNI yang terjadi di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak dan Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya Kamis lalu (21/02/2013). Hal ini diungkapkan Wilhemus Pigai, Ketua FP3T pada konferensi pers yang dihadiri wartawan cetak dan televisi di Resto 66 Timika, siang tadi (24/2/2013).

Menurut Wilhelmus Pigai, penembakan yang menewaskan 4 warga sipil dan 8 personil TNI sebagai sebuah tragedi kemanusiaan dan pelanggaran HAM berat. Ia berharap pemerintah harus mengambil sikap tegas, namun tidak reaktif langsung menuduh kelompok tertentu.

“Kami mendesak agar aparat penegak hukum segera melakukan investigasi kejadian ini dan menangkap pelaku untuk mengetahui motif kejahatannya, sehingga tidak menimbulkan bias interpretasi ditengah masyarakat Indonesia, “ tegas Mus Pigai.

Penembakan yang terjadi di Distrik Sinak Kabupaten Puncak dan Distrik Tingginambut bukan yang pertama, namun yang kesekian kalinya terjadi di Papua. Karena itu, ia berharap pemerintah pusat perlu melakukan evaluasi terhadap pola pendekatan pembangunan di Papua, secara khusus Papua Tengah yang sering bergolak.

Mus Pigai berharap pemerintah pusat menanggapi tawaran untuk melakukan dialog dengan warga Papua yang melibatkan semua pihak di Papua untuk menemukan solusi agar peristiwa serupa tidak berulang. Dialog yang setara dalam bingkai NKRI, juga diharapkan akan menumbuhkan kepercayaan orang Papua terhadap keseriusan pemerintah dalam membangun Papua.

Dalam konferensi pers tadi, Mus Pigai mewakili FP3T menyampaikan belasungkawa yang mendalam terhadap korban, dan berharap agar prajurit TNI yang gugur mendapat apresiasi dari pemerintah sebagai Pahlawan Kusuma Bangsa.

Pada Kamis lalu, terjadi penembakan terhadap Pos TNI di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya dan penghadangan rombongan personil Koramil di Kampung Tangkulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak oleh kelompok bersenjata tidak dikenal. Akibat dari penyerangan ini 4 warga sipil dan 8 anggota TNI meninggal dunia. (ong)